Cute White Flying Butterfly Lia Selviana: Anak Sakit Adalah Kesedihan Mutlak Seorang Ibu

April 19, 2022

Anak Sakit Adalah Kesedihan Mutlak Seorang Ibu

Semua ibu kalau lihat anaknya sakit pasti berpikir kenapa bukan aku aja yang sakit, iya gak sih? sejak jadi ibu dan tiap anakku sakit entah sekedar flu, demam, batuk berpikirnya selalu begitu. Rasanya gak tega, dan ikutan sakit.

Jika ditanya hal yang bikin sedih ya ketika anak sakit. Apalagi anaknya masih bayi, belum bisa ngomong, dan gak bisa ngeluh. Kalau kita sakit bisa minta ini itu, kalau bayi cuma bisa nangis.

Sebenarnya Sabil itu bukan tipe anak yang rewel kalau lagi sakit, kalau flu batuk tanpa demam dia tuh masih tetap aktivitas seperti anak normal. Tapi kalau disertai demam biasanya cuma diem gitu di kamar, gak mau keluar. Selain cuma diam paling juga gak mau makan, dikasih kool fever juga ibunya harus ikutan pakai. Minum obat juga gak mau, tapi kalau badan dia sehat dia suka minta contrexyn.


Sabil itu termasuk anak yang penurut. Dikasih tau ini itu paham dan nurut, kalau lagi demam tapi dia pengin es krim dia bilang ke diri sendiri "Sabil kan masih sakit, masih panas, gak boleh makan es krim, nanti kalau sudah sembuh boleh" sambil pegang dahinya. Dan kalau lagi sakit dia jarang banget minta gendong, paling-paling minta setelin YouTube kalau gak bisa bobok.


Pernah waktu itu Sabil kakinya kena paku baja ringan, lukanya lumayan lebar untuk ukuran anak kecil, dan juga darahnya gak berhenti keluar meski aku tutup tisu sambil nunggu ayahnya beli plester. Sabil nangis kejer karena dia takut melihat luka sama darah di kakinya sendiri. Awalnya juga gak mau di plester, karena dia juga takut sama plester. Namun akhirnya sampai gak mau dilepas karena gak mau lihat lukanya.

Setiap malam setelah dia nyenyak tidur, aku buka plesternya, aku bersihin, aku kasih anti septik, lalu pagi sebelum dia bangun aku tempel lagi plesternya. Kalau dia tau saat nempelin plesternya dia bakal gak mau jalan, dia bakal diam bermenit-menit, sampai lupa dengan lukanya baru gak sengaja jalan lalu keterusan.

Hampir sebulan Sabil pakai plester sebelum akhirnya benar-benar mau jalan tanpa kakinya diplester. Sabil itu anaknya mellow, dia lihat tanganku kena pisau dan luka sedikit gitu aja dia sedih, selali nenangin aku "gak papa ya buk" sambil elus-elus pundak, atau sambil dipeluk. Jadi waktu dia sakit saku juga bakal sering peluk dia.

Waktu itu sempat takut lukanya gak kering-kering, karena Sabil gak mau lepas plester. Tapi pas tiap malam aku buka ada perkembangan semakin membaik, aku tenang. Dari yang awalnya takut plester sampai akhirnya tiap luka dikit aja minta diplester.

Sampai sekarang bekas lukanya masih ada, jika besar nanti kalau dia tanya tentang bekas luka itu, akan aku suruh baca tulisan ini.

No comments: