Cute White Flying Butterfly Lia Selviana: July 2018

July 23, 2018

Fiks Saya Belum Pantas Tinggal di Bandung!



Bandung bukan satu-satunya kota yang pernah kurantaui. Sebelum merantau ke Bandung aku pernah tinggal di Yogyakarta alias Jogja alias kota istimewa selama kurang lebih 3.5 tahun. Iya.. aku menghabiskan waktu kuliah di kota istimewa itu. Sesuai dengan namanya, ternyata Jogja memang istimewa. 

Tak seperti 2 kota yang selanjutnya aku rantaui, Jogja memang berhati nyaman, nyaman bagi penduduk aslinya, nyaman juga untuk pendatangnya.

Apa yang tak bisa di temui di Jogja? ah rasanya Jogja bisa memberikan semuanya, eh ada satu yang gak diberikan Jogja kepadaku; jodoh.Yaa... aku tak menemukan jodohku disana. 

Sebagai mahasiswa, apalagi mahasiswa uin sukijo, tentu aku hanyalah mahasiswa miskin yang apa-apa maunya murah atau kalau ada justru maunya gratis. upss..

Nah Jogja itu bisa menerima manusia-manusia miskin sepertiku, nasi kucing seribu maratus,  gorengan seribu dapat 3 (ya ampun jaman kapan ini, pasti sekarang udah gak dapet). Itu rasanya nikmat pol, tak ada angkringan enak seperti Jogja, yakin.
monmap males nyari foto, senemunya aja~
Pokoknya Jogja adalah salah satu tempat yang wajib banget untuk di tinggali. Dan aku jamin kamu gak akan bisa pergi begitu saja kalau sudah menginjakkan kaki di tanah itu.

Tiba di kota kedua, untuk sampai di kota tersebut harus menyebrangi laut jawa, yeeaay kota Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Saat orang-orang Pangkalan Bun menyebut bahwa jarang ada orang Jawa yang kenal Pangkalan Bun, justru hanya kota itu yang ku tahu dari Kalimantan Tengah. haha katrok bat gwe...

Tak usah menjelaskan panjang lebar tentang Pangkalan Bun lah yaa, di google sudah ada banyak. Bagiku bisa merantau di Pangkalan Bun adalah suatu keberuntungan, yaa aku merasa beruntung bisa menginjakkan kaki di tanah itu, dimana kamu bisa menjumpai pohon sawit dan pohon karet. 

Jika aku tak merantau ke Pangkalan Bun, aku yakin tak akan tahu rasanya naik kapal (yaa walaupun hanya dua kali, itu pun harus suntik ke dokter dulu supaya tidak mabuk wk). Naik kapal selama kurang lebih 24 jam, bayangin aja di atas laut, gak bisa lihat apa-apa kecuali air dan langit yang menyatu. Tapi ada satu yang membuatku mau lagi jika (terpaksa) harus naik kapal lagi; menikmati sunrise dan sunset dengan bebas tanpa penghalang, sumpah indah banget, ditambah lagi suara deburan ombak yang pecah karena kapal, syahdu (beneran ini).

Jika ada kesempatan, aku masih ingin pergi kesana lagi, tapi hanya main, kalau untuk tinggal menetap, yaa maaf saja, aku tidak sanggup. ehee

Aku tak mau tinggal disana lagi bukan karena disana pelosok, karena dari lahir aku juga tinggal di pelosok, yang tidak bisa menjumpai mall atapun bioskop, tapi ya tolong lah masak dari kecil tidak ada perubahan, hehe. Kalau bisa memilih ya kenapa tidak memilih yang lain, gitu kan?

Ada satu lagi yang bikin terbayang-bayang di kepala, pantai di Pangkalan Bun, adalah satu-satunya pantai yang aku mau nyeburin diri dari ujung kepala hingga ujung kaki, yaitu pantai Tanjung Keluang (lain kali aku tulis soal pantai nya), padahal di kota sebelumnya adalah surganya pantai, tapi aku belum pernah berhasil mandi hingga basah sekujur tubuh. Ohya sebelum sampai di tanjung keluang, harus ke Pantai Kubu dulu, baru bisa nyebrang ke tanjung keluang.

Pangkalan Bun itu Indah, tapi tidak semua yang indah itu bisa bikin nyaman, bukan? :-D

Lanjut kota Bandung, kota yang kujadikan judul pada tulisan kali ini. Yaa, sesuai dengan judulnya, saya belum pantas tinggal di Bandung, kenapa?

Coba sini bilang ke aku kalau nemuin amang-amang atau ibu-ibu penjual makanan atau warteg yang mau pakai bahasa selain sunda kepada pembelinya, coba sini kasih tau aku jalan mana yang penggunanya tertib berlalu lintas, coba sini kasih tau aku, coba!!!!

Bandung adalah kota Impian bagiku, dari jaman SMA aku pengen banget ke Bandung, dan alhamdulillah sekarang kesampaian. 

Saat ini, saat tulisan ini ditulis aku sedang menghirup udara kota Bandung (yang katanya diciptakan ketika Tuhan sedang Tersenyum), hah, 

Aku tak akanenulis banyak tentang Bandung, karena pada kenyataannya saya merasa belum pantas tinggal di Bandung, karena saya belum bisa jawabin pertanyaan-pertanyaan orang sini, boro-boro jawab, ngerti pertanyaannya aja kaga, huhuhu.

Intinya yang menjadikanku belum pantas tinggal disini ya karena tidak sanggup menghadapi orang-orangnya, yaa orang-orangnya sangat menjunjung tinggi bahasa mereka, sehingga meski sedang berbicara denganku yang sumpah kalau ngomong bahasa Indonesia medok banget, yang tentunya orang itu akan langsung tau bahwa aku bukan orang sunda, jadi plis tolong lah yaa gunakan bahasa nasional jangan bahasa daerah, sumpah eug pusyiiing cyyint...

Udah gitu aja sejauh ini pengalamanku tinggal di Bandung, tapi meskipun begitu aku tetep bersyukur bisa ngerasain tinggal di sini, semoga saja bisa dapat pengalaman tinggal di kota lain lagi.

Ohyaa salah satu alasan yang membuatku masih betah tinggal disini karena disini semua ada, dan tentunya sangat beda dengan kota Pangkalanbun, yang bioskop aja gak ada cuuyy...huhuhu

Di Jogja semua juga ada sih, tapi waktu tinggal disana aku masih jadi orang miskin, yang masih suka minta-minta sama orangtua, jadi gak bisa ngapa-ngapain juga walaupun semua ada, kecuali duit di dompetku.

Tapi tetep Jogja masih menduduki peringkat 1 guuuyss...


Kita Pernah Saling Mencintai, Bertemu Satu Kali, Lalu Menikah dengan Pasangan Masing-masing

fotonya gak jelas kayak tulisannya~

Jatuh cinta meski belum melihat rupa? kenapa bisa?
Ya tentu bisa, karena jatuh cinta bisa datang darimana saja, tidak hanya dari pandang, bisa juga dari isi tulisan.

Setahun mungkin bukan waktu yang lama untuk usia pernikahan atau hanya pacaran, tapi bagiku itu waktu yang sangat lama untuk suatu kata pendekatan alias pdkt.

Iyaa...setahun... Aku udah jatuh cinta banget, tapi kamunya malah menghilang. Lalu aku melupakanmu, ya berhasil melupakanmu.

Dunia itu sempit, buktinya kita bisa bertemu. Haha pengen tertawa akutu. Kita bertemu di waktu yang tepat, tepat karena jika aku bukan tunangan orang, mungkin, sangat mungkin aku bisa jatuh cinta lagi denganmu. Untungnya tidak.

Begitu juga kamu, sebulan setelah pertemuan yang tak disengaja itu, kamu menikah dengan orang yang kamu cintai tentunya.

Gak ada penting-penting nya sih aku nulis ini, tapi lucu aja, haha. 

Dulu memang aku sempat membencimu, benci yang teramat benci, karena kamu begitu dalam melukai. Tapi sekarang kalau aku ingat, aku malah pengen tertawa, karena banyak hal yang bisa aku ambil dari kejadian itu, aku rasa begitu juga kamu.

Mengutip dari akun twitter nya @jayakabajay "kalo lo PDKT terus gagal, entah itu karena lo ditolak atau tiba-tiba dia menghilang, jangan terlalu dipikirin & diambil hati. Karena itu artinya dia ngga segitunya sama lo atau lo ngga segitunya buat dia. Simpel. Sesimpel kalian emang ngga ditakdirkan untuk menjalin hubungan."
Itu tweet bener banget, meskipun dulu sempat menggangu pikiranku, tapi aku tak menyesal, karena seiring berjalannya waktu aku tetap bisa menjalaninya.

Untungnya kita pernah bertemu, sehingga aku bisa memaafkanmu dan meminta maaf padamu. Semua memang sudah diatur oleh-Nya.

Tiga bulan lagi setelah kamu menikah, aku juga akan menikah, tentunya dengan orang yang aku cintai. Itu yang selalu ada dalam doaku, menikah dengan orang yang aku cintai dan mencintaiku.