Cute White Flying Butterfly Lia Selviana: April 2016

April 13, 2016

Seandainya kau tau

Semakin aku diam semakin aku jatuh cinta sama kamu,
Aku diam bukan berarti aku tidak mau melakukan apa-apa,
Aku diam karena aku gak tau harus melakukan apa,
Mencintaimu membuatku merasa bodoh,
Kehilangan keberanian
Bimbang khawatir resah gelisah semua mengganggu jalan ku,
Apa ini benar yang namanya cinta?
Semakin aku bertanya semakin aku tak mengerti apakah itu cinta.
Yang aku tahu aku hanya ingin dekat dengan mu... dekat denganmu... dekat denganmu.

April 9, 2016

Apa Itu Cinta ?



Saya bukan seorang penulis tapi saya suka membaca, dan ketika menemukan bacaan yang dapat memotivasi kehidupan saya, saya tidak malas untuk menulisnya ulang, bukan bermaksud untuk ngopi paste, hanya percaya pada kalimat “yang terucap akan lenyap dan yang tercatat akan teringat” dan barangkali ada yang belum pernah baca dan juga sependapat dengan saya, bahwa tulisan ini dapat menginspirasi, itu saja.
Tulisan dibawah ini saya dapat dari buku “Bukan Untuk Dibaca” karya Deassy M. Destiani (halamannya lupa ga di tulis, soalnya buku hasil pinjaman, ga bisa buka lagi hehehhe)
Gooooo!!!!!!!!!!!!!!!! 
love
I Love Just The Way You Are... Just The Way It Is..
Plato bertanya pada gurunya “Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya menjawab “Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu menemukan cinta.”

Plato berjalan. Tak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya “Mengapa kamu tidak membawa satu pun ranting?”

Plato menjawab “Aku hanya boleh membawa satu saja dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali. Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat aku melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya.” 

Gurunya menjawab “Jadi ya itulah cinta”

Plato bertanya lagi “Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya menjawab “Ada hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah, jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan.”

Plato pun berjalan dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar atau subur, dan juga tidak terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?”

Plato pun menjawab “Sebaba berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajahi hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya.”

Gurunya pun kemudian menjawab “Dan ya itulah perkawinan.”
Cinta itu semakin dicari maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih, ketika ada pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta maka yang didapat adalah kehampaan...
Tiada satupun yang didapat dan tidak dapat dimundurkan kembali.waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.  Terimalah cinta apa adanya.
Perkawinan adalahkelanjutan cinta, suatu proses mendapatkan kesempatan.
Ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya.
Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan maka sia-silah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya. 

“semua orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak perlu menunggu untuk mencari pasangan yang sempurna, karena justru mungkin orang itu sekarang sudah mencari orang lain yang mau menerima dia apa adanya.”