Aku pernah mencintaimu sebanyak jumlah dedaunan di pohon,
Aku pernah mencintaimu sebanyak tetesan air hujan yang turun,
Aku pernah mencintaimu sedalam yang tak pernah kamu tahu.
Dulu kamu adalah hal yang tak bisa aku tinggalkan sedetikpun dari ingatan, namun berkat kamu juga kini aku bisa melakukannya. Bermimpi menjadi pasanganmu adalah hal bodoh yang sempat aku jalani. Namun karena kamu juga, kini aku telah jauh melangkah tanpa bayang-bayangmu.
Kamu begitu tega membiarkanku mencintaimu sebegitunya, sedang kamu tak pernah menyimpan rasa yang sama untukku. Kamu memilih mengikuti alur cerita yang kubuat, padahal kamu tak berniat untuk tinggal disana.
Baca Juga: Kamu Perlu Tahu, Sejak Itulah Aku Membunuh Setiap Rindu yang TumbuhKamu adalah orang terjahat yang pernah aku kenal, membiarkanku seperti anak kecil yang mengejar burung terbang; jelas tak mungkin bisa didapat.
Kamu adalah orang egois sejagat raya, yang hanya ingin dicintai tanpa mau mencintai. Kamu sengaja tak mau melepaskan genggaman, padahal kamu tak berniat untuk mengikat.
Aku pernah segila itu mencintaimu, rela menjalani hari demi hari dengan harapan yang tak mungkin bisa kuraih.
Ketika hari menjelang malam, rasa sedih semakin mengguncang, entah sunyi itu erat sekali dengan kesedihan. Ingat kamu dan berharap kabar yang kutanyakan padamu lewat whatsapp segera terbalas. Namun kosong, tak kutemui jawaban hingga pagi kembali.
Tak apa tadi malam dan juga malam-malam sebelumnya kamu melupakanku, aku pandai menghibur diri sendiri, ini adalah hal yang sudah biasa aku lakukan. Mungkin kamu Lelah seharian bekerja sehingga tidak sempat memegang handphone dan memilih bermimpi dibalik selimut tebalmu.
Baca Juga: Hamil Bukanlah Sebuah Kompetisi dimana Harus Ada yang Menang dan KalahAku tak pernah lelah menunggu hingga akhirnya aku sadar bahwa aku juga layak untuk ditunggu, sebelumnya aku merasa tak pernah lelah mencintaimu, hingga akhirnya aku sadar bahwa aku juga layak untuk dicintai, sama seperti kamu.
Malam kembali datang, ternyata alam masih mencintaiku, malam ini banyak bintang seakan ia sengaja muncul untuk menghiburku.
Tak apa cintaku bertepuk sebelah tangan, aku tidak menyesalinya. Hanya aku tidak lagi berada ditempat yang sama. Aku berhak dicintai, dan sebab itu aku berani memutus harapan untuk kamu miliki.
No comments:
Post a Comment