Cute White Flying Butterfly Lia Selviana: Hamil Bukanlah Sebuah Kompetisi dimana Harus Ada yang Menang dan Kalah

February 11, 2019

Hamil Bukanlah Sebuah Kompetisi dimana Harus Ada yang Menang dan Kalah

Aku pernah membaca sebuah artikel yang ditulis oleh seorang istri yang sudah lama menikah namun belum dikaruniai seorang anak. Salah satu kalimat yang aku ingat betul adalah "hamil itu bukan sebuah lomba makan kerupuk seperti acara agustusan, siapa yang paling cepat habis maka dialah pemenangnya".

Baru kurang lebih tiga bulan menikah aku hampir sering mendengar pertanyaan "kapan hamil", entah bagaimana rasanya teman-temanku yang sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun menikah tapi belum memiliki seorang anak, sudah berapa juta kali telinga mereka mendengar pertanyaan kejam seperti itu.


Tekanan sosial terhadap perempuan memang begitu kejam, ketika umur 25 tahun, ketika saat itu masih senang-senangnya menikmati duit hasil jerih payah seharian duduk di kursi bekerja dibilang "buruan nikah, nanti jadi perawan tua lo!, dan ketika sudah menikah dan belum punya anak masih juga dibilang yang macam-macam, kejam sekali mulut ANDA!


Jika sekarang ditanya seperti itu mungkin aku masih bisa menjawab dengan senyum-senyum, karena memang ini masih awal-awal, namun aku gak habis pikir dengan mereka yang bertanya seperti itu, entah alasannya apa, hanya basi-basi daripada tidak ada obrolan atau memang mereka tak punya rasa simpati.

– Kapan hamil?
+ Mmmm kapan ya ...belum kok, didoain aja ya.

– Gimana nih.?
+ (kebingungan karena ujug-ujug nanya gimana) Gimana apanya ya?
– Baby-nya?
+ Oalah.belum nih (sambil usep-usep perut)

– Usaha yang keras biar cepet goal
+ (hellooo gak harus kamu kasih tau juga pasti udah usaha) iya.. ini juga udah usaha, doanya aja.
– Yang manjur ya doanya yang ngelakuin itu kok, malah minta doa ke teman.
+ (do you really think me and my husband never do that? Aku juga hanya basa basi kali jawab begitu) Iya…. (jawab gitu kalau mau cepet kelar, tapi aku lebih milih diam, karena ini udah terlalu kasar).

– Nunggu apa, buruan kok...yang lain udah pada gendong nih...
+ (What the fuck….emang hamil bisa kita tentuin) Ya bagus dong, itu berarti emang mereka udah waktunya dapat.


Aku yakin pertanyaan seperti itu banyak yang sering mengalaminya termasuk aku. Itu sebabnya aku sangat salut dengan pasangan yang sudah menikah cukup lama tapi belum dikaruniai anak. Betapa luas hatinya, betapa kuat telinganya mendengar pertanyaan dan pernyataan perihal kehamilan dan anak.

Punya anak bukan sebuah lomba makan kerupuk, yang kalau teman kamu lebih dulu hamil berarti piala atau duit nya diberikan kepada dia, bukan, bukan seperti itu punya anak. Punya anak bukan sebuah kompetisi siapa yang menang dan siapa yang kalah. Yang sudah punya semoga hidupnya lebih bahagia, dan yang belum punya bukan berarti hidupnya tak bahagia.


Bayangkan ini sebelum mulai bertanya yang macam-macam pada teman atau saudaramu sendiri:

  • Betapa setiap pasangan memiliki tantangan beda-beda dalam rumah tangganya. Bisa jadi anak belum menjadi prioritasnya sekarang, dan mereka memiliki rencana lain yang lebih penting bagi mereka yang tentu tidak perlu kamu tahu. Jadi biarkan mereka merumuskan kebutuhan rumah tangga mereka sendiri tak perlu kamu campuri.
  • Betapa setiap saat pasangan itu berdoa dengan sepenuh hati untuk diberi kesempatan memiliki seorang bayi. Jadi janganlah menghakimi dengan seolah kamu menjadi orang yang begitu peduli.
  • Betapa setiap pasangan itu sudah berkali-kali mendatangi dokter kandungan dan menjalani berpuluh-puluh kali pemeriksaan. Jadi jangan menambah beban mereka dengan pertanyaan kapan hamil, karena itu akan mengingatkan proses panjang yang sudah atau sedang mereka lalui.
  • Bisa jadi pasangan itu punya kondisi yang membuat mereka tidak semudah pasangan lain yang sekali lihat istri langsung jadi anak. Jadi janganlah menggurui.



Aku rasa semua tahu, bahwa tujuan Tuhan memberi karunia pada setiap manusia untuk menikah bukan semata-mata agar segera hamil dan beranak saja, melainkan banyak hal yang perlu diperbuat dan disyukuri.

Berhentilah ikut campur masalah pribadi, entah niatnya hanya bercanda atau pun basa basi, semua itu ada batasan yang bisa bikin sakit hati. Dan untuk kamu yang mengalami derita ini semoga nanti tak ada yang mendengar pertanyaan itu dari mulut yang kau punyai. Karena kamu tahu betapa pahit dan sakitnya kamu melalui selama ini.

Baca artikel lainnya:
Katanya Sayang Tapi Kok Tiba-Tiba Menghilang?

4 comments:

ANEKA CARA BLOG said...

Kehamilan adalah anugerah sekaligus amanah. Btw, artikelnya sangat bagus dan inspiratif.

Jika ada waktu, silakan mampir ke blog kami: ANEKA CARA BLOG

Terima kasih.

lia selviana said...

terimakasih, aku udah baca blog mu, artikelmu juga bagus-bagus, bermanfaat

Abdul Majid said...

Itu siklus pertanyaan kebanyak orang Sis. Kalau belum menikah, ditanaya kapan menikah. Kalau sudah menikah, pertanyaan sudah punya momongan belum? dan seterusnya. Artikelnya mantap Sis.

GELISAH RAKYAT

lia selviana said...

iya benar sekali, tapi terkadang bagi beberapa orang itu pertanyaan yang menyakitkan.