Hari ini tepat 3 bulan usia Sabila, yang saat ini lagi belajar miring kanan miring kiri, nyanyi yang liriknya "aaaaaa" doang dengan nada yang bermacam-macam.
Makhluk kecil yang kadang saya panggil Sabil, Abil, Bril, Bibil ini ternyata bisa membuat dunia saya terbalik.
Menjadi seorang ibu bukan hal mudah bagi saya, dimana dulu saya kurang suka main sama anak-anak dan sekarang saya punya Sabil, yang harus diajak main setiap hari.
Tiga bulan menjadi seorang ibu, saya mendapat pengalaman yang banyak, mulai jam tidur jadi semawrut, tangan keram, puting lecet, hingga badan rasanya sakit semua.
Apalagi pada bulan pertama, dimana jahitan pasca melahirkan belum kering, kurang tidur, badan capek hingga rasanya lelah sampai ingin nyerah. Namun berkat orang-orang disekitar semua bisa saya hadapi.
Wajar rasanya jika ada ibu yang mengalami baby blues, karena rasanya menjadi seorang ibu apalagi baru melahirkan anak pertama memang tidak gampang.
Di tiga bulan pertama ini, terlepas dari kekisruhan dan kecerobohan saya menjadi seorang ibu, saya belajar mengenal Sabil sebagaimana juga ia belajar mengenal saya sebagai ibunya.
Baca juga: Kuberi ia nama; Sabila Rusyda
Saya memang tidak sempurna menjadi seorang ibu, tapi saya ingin mencintainya dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada.
Kadang saya masih takjub setiap kali melihat wajahnya, bagaimana makhluk kecil ini mampu menjungkir balikkan dunia saya.
Tak jarang saya meneteskan air mata kala memandangnya sambil menyusuinya. Betapa Tuhan sangat baik terhadap saya, meski berkali-kali saya kerap lupa bersyukur pada-Nya.
Tapi karena Sabil, saya menjadi paham bahwa menjadi seorang ibu adalah perkara doa dan cinta tanpa henti.
Terimakasih Sabil, telah menjadi anak ibu yang luar biasa. Ditengah segala kekurangan yang ada, ibu ingin menemani dengan baik disetiap jalan mu melewati semesta.
No comments:
Post a Comment