Alhamdulillah, tak ada kata yang pantas aku ucapkan selain rasa syukur karena lagi-lagi Tuhan kembali memberikan nikmatnya yang sungguh luar biasa. Kuberi ia nama; Sabila Rusyda, peri kecil yang dulu sempat numpang hidup dalam perutku.
Tubuh inilah yang pertama menjadi tempatmu berteduh, sejauh apapun nanti kamu pergi jauh, ingatlah tubuh ini juga yang akan menjadi kembalinya tubuhmu berlabuh. Tubuh ini lah yang menjadi rumahmu pulang.
Anakku,
Tubuh inilah yang pertama kali kamu sentuh, tak apa jika nanti kamu harus pergi untuk mengejar mimpi, tapi ingatlah tubuh ini yang akan menjadi ragamu kembali.
Tubuh inilah yang pertama kali kamu sentuh, tak apa jika nanti kamu harus pergi untuk mengejar mimpi, tapi ingatlah tubuh ini yang akan menjadi ragamu kembali.
Anakku,
Ibu tak melahirkanmu untuk selalu tinggal bersama ibu, tapi untuk mengantarmu sejauh apa kamu melaju. Mungkin saat waktunya nanti tiba, ibu akan menangis dan merindu, tapi itulah tujuan adanya kamu.
Ibu tak melahirkanmu untuk selalu tinggal bersama ibu, tapi untuk mengantarmu sejauh apa kamu melaju. Mungkin saat waktunya nanti tiba, ibu akan menangis dan merindu, tapi itulah tujuan adanya kamu.
Anakku,
Ibu tak akan memaksa kamu untuk jadi apa yang ibu mau, namun pesan ibu, hiduplah sebagaimana dunia menghendakimu, jika harus berkali-kali jatuh, ingatlah untuk tetap bangkit kembali.
Meski jalan yang kamu tempuh akan panjang, pesan ibu, sama seperti namamu tetaplah berada di jalan kebaikan.
Ibu tak akan memaksa kamu untuk jadi apa yang ibu mau, namun pesan ibu, hiduplah sebagaimana dunia menghendakimu, jika harus berkali-kali jatuh, ingatlah untuk tetap bangkit kembali.
Baca Juga: Cerita Untuk Anakku; Sembilan Bulan yang MendebarkanAnakku,
Meski jalan yang kamu tempuh akan panjang, pesan ibu, sama seperti namamu tetaplah berada di jalan kebaikan.
No comments:
Post a Comment